Laman

Minggu, 20 November 2011

I. ARAD


1.1.  Pengertian Arad
        Jaring Arad merupakan salah satu alat tangkap yang termasuk di dalam klasifikasi jaring trawl, karena ukurannya kecil sehingga disebut juga mini trawl dan bekerjanya di dasar perairan sama seperti trawl-trawl yang lain sehingga disebut small bottom trawl. Pengoperasian jaring arad ini dikhususkan untuk menangkap ikan demersal, karena adanya sistem membuka dan menutupnya mulut jaring karena adanya papan otter (other board) yang dipasang pada bagian depan ujung sayap (wing), otter trawl ini merupakan trawl dasar yang bagian mulutnya tidak kaku karena tidak di pasang beam (Ayodhya, 1981).
        Jaring otter trawl (jaring arad) adalah suatu alat yang termasuk ke dalam jenis boat seine. Mengenai bentuk umum daripada jaring arad terdiri dari sepasang sayap atau kaki yang berukuran panjang ± 20 – 30 meter, lebar bagian terujung adalah 1 meter (Mulyono, 1986).
        Menurut Naryo Sadhori (1973), jaring arad adalah jaring yang terdiri dari bagian-bagian kantong, sayap dan mulut dan dilengkapi dengan kayu (danleno) pada sayap tegak dan sebuah palang (beam) mendatar untuk membuat mulut jaring yang terbuka bila ditarik sepanjang dasar perairan. Namun akhir-akhir ini nama arad juga berkembang sejalan dengan perkembangan sejenis jaring pukat yang pengoperasiannya ditarik (pukat tarik) dengan menggunakan perahu atau kapal di dasar perairan.
        Semenjak diberlakukannya Keppres No. 39/1980 tentang penghapusan dan dilarangnya alat tangkap trawl (pukat harimau) baik besar maupun kecil baik yang menyerupainya untuk beroperasi di wilayah pantai Indonesia, maka berbagai jenis alat tangkap pengganti dan alternatif mulai bermunculan dan berkembang di nelayan. Modifikasi jenis alat tangkap ini dilakukan sedemikian rupa sehingga bentuknya menyerupai trawl

1.2.  Klasifikasi Arad
        Klasifikasi jaring arad menurut A. Von Brandt (1984) didasarkan ada dan tidaknya kantong pada pukat dan cara pengoperasiannya. Berdasarkan ada dan tidaknya kantong pada pukat , jaring pukat terbagi menjadi dua yaitu:
-        Pukat berkantong (seine net with bag)
-        Pukat tanpa kantong (seine nets with bag)
Berdasarkan pada cara pengoperasiannya, pukat juga dibagi menjadi dua kelompok basar yaitu:
-           Pukat dengan perahu (boat seine)
-           Pukat pantai (beach seine)
Berdasarkan posisi penarikan jaring, arad disebut sebagai small bottom trawl karena jaring arad ditarik sepanjang dasar perairan. Berdasarkan klasifikasi A. Von Brandt di atas maka jaring arad termasuk dalam pukat berkantong (seine net with bag) dengan menggunakan perahu dalam pengoperasiannya (boat seine).
Menurut BPPI (1991), jaring arad dikategorikan ke dalam otter trawl. Hal ini didasarkan pada kontruksinya yang menggunakan otter baord dan cara pengoperasiannya dengan cara ditarik. Sedangkan menurut Zarochman et al (1993) dalam klasifikasi alat tangkap yang disesuaikan untuk perairan Indonesia yang berdasarkan ISSCGF (International Standart of Commercial Fishing Gear), menggolongakan jaring arad ke dalam pukat pantai.
Berdasarkan statistika perikanan Indonesia Jaring Arad Termasuk dalam kelompok trawl,yang dilengkapi dengan sayap, badan dan kantong
Berikut ini adalah tabel klasifikasi jaring trawl menurut ISSCFG :
Tabel. 3.1.  Klasifikasi Jaring Trawl Menurut ISSCFG-FAO
PENGGOLONGAN
SINGKATAN
KODE ISSCFG
TRAWL

03.0.0
Bottom Trawls

03.1.0
  Beam trawls
TBB
03.1.1
  Otter trawls
OTB
03.1.2
  Pair trawls
PTB
03.1.3
  Nephrops trawls
TBN
03.1.4
  Shrimp trawls
TBS
03.1.5
  Bottom trawls (not specified)
TB
03.1.6
Midwater Trawls

03.2.0
  Otter trawls
OTM
03.2.1
  Pair trawls
PTM
03.2.2
  Shrimp trawls
TMS
03.2.3
  Midwater trawls (not specified)
TM
03.2.9
Otter Twin Trawls
OTT
03.3.0
Otter Trawls (not specified)
OT
03.4.9
Pair Trawls (not specified)
PT
03.5.9
Other Trawls (not specified)
TX
03.9.0


 1.3.  Metode dan Cara Pengoperasian Arad
 Metode pengoperasian pada arad yaitu dengan cara menyaring ikan-ikan yang ada di perairan. Pengoperasian pukat hela arad dilakukan dengan menghela di belakang perahu yang sedang berjalan.Kelengkapan pukat hela arad yang berupa papan rentang (otter board) digunakan sebagai alat pembuka mulut pukat.
        Metode pengoperasian pukat hela dasar, baik yang dilengkapi dengan papan rentang, palang atau gawang, maupun dengan dua kapal sebagai alat pembuka mulut jaring dihela di belakang kapal, termasuk arad. Posisi pukat menyapu dasar perairan.
Dalam mengoperasikan Small Bottom Trawl hal-hal yang harus diperhatikan yaitu:
1.            Persiapan
Sebelum operasi penangkapan ikan, segala sesuatunya peralatan mulai dari perlengkapan operasional agar dipersiapkan secara teliti, seperti penyusunan alat di tempatnya agar mudah diturunkan. Pemeriksaan mesin-mesin, pemeriksaan palka, perbekalan es dan sebagainya.
2.            Daerah Penangkapan
Setelah segala persiapan dilakukan dengan sempurna, barulah kapal dapat di layarkan menuju tempat atau daerah penangkapan yang telah direncanakan. Daerah penangkapan yang cocok untuk trawl adalah daerah perairan yang mempunyai dasar rata pada umumnya.
3.            Penurunan Jaring
Penurunan jaring dengan menggunakan trawl dapat dilakukan pada setiap saat baik itu siang maupun malam hari asalkan ruang cukup baik dan memungkinkan untuk penurunan jaring. Setelah kapal sampai pada daerah penangkapan , penurunan jaring mula-mula dari bagian belakang (cod end), belly, sayap, otter board dan yang terakhir kali penarik (warp).
4.            Penarikan Jaring
Selang operasi jaring tersebut terus ditarik selama kira-kira 40 menit, kemudian baru dinaikkan kembali keatas kapal untuk mengambil ikannya.
5.            Penarikan Alat
Urutan penarikan alat adalah kebalikan dari penurunan jaring, bila seluruh bagian jaring telah naik ke atas kapal, maka pengambilan ikan dapat segera dilakukan.
        Menurut Balai Pengembangan Penangkapan Ikan (1996), pengoperasian alat tangkap jaring arad adalah sebagai berikut:
1.      Kapal menuju daerah penangkapan (fishing ground);
2.      Setelah sampai di fishing ground, kecepatan kapal dikurangi. Melalui bagian kiri atau kanan samping kapal, setting dimulai dengan penurunan bagian kantong, badan dan sayap. Setelah semua bagian jaring berada di permukaan air, jaring tersebut ditarik supaya kedudukan kedua sayap sejajar. Selanjutnya kedua papan diturunkan bersama-sama dan dibiarakan melayang di permukaan air sambil ditarik sampai posisi kedua papan tersebut sempurna;
3.      Pada saat penurunan tali penarik, gerakan perahu agak dipercepat. Panjang tali penarik (towing rope) disesuaikan dengan kedalaman perairan;
4.      Ujung tali penarik diikat pada bagian depan perahu sedangkan di bagian buritan kanan tali penarik tersebut ditarik sejajar perahu, harapannya posisi jaring berada pada belakang perahu;
5.      Perahu bergerak ke depan dengan kecepatan kurang lebih 3 knot dan jaring ditarik selama 1 – 3 jam;
6.      Setelah penarikan jaring selesai, mesin kapal dimatikan dan dilakukan penarikan jaring dengan menggunakan tenaga manusia sehingga seluruh jaring terangkat;
7.      Hasil tangkapan dikeluarkan dengan membuka tali pengikat kantong;
8.      Jaring dan tali-temali disusun kembali untuk operasi selanjutnya.

1.4.  Konstruksi Arad
        Konstruksi arad memberikan informasi teknis berupa komponen dan material yang terdapat dari setiap bagian arad. Komponen utama dari jaring arad antara lain terdiri dari:
1.         Sayap/kaki jaring (wing)
Badan jaring yang terpanjang dan terletak di ujung depan dari pukat hela. Sayap jaring terdiri dari sayap atas (upper wing) dan sayap bawah (lower wing).
2.         Medan jaring atas (square)
Bagian jaring yang terletak di ujung mulut dengan posisi menjorok ke depan. Panjang square dapat diukur sebagai selisih antara panjang sayap samping dengan panjang sayap atas.
3.         Badan jaring (body)
Bagian jaring dari pukat hela yang terletak diantara bagian sayap jaring dan bagian kantong jaring. Badan jaring terdiri dari beberapa kisi jaring yang berbentuk trapesium.
4.         Kantong jaring (cod end)
Bagian jaring yang terpendek dan terletak di ujung belakang pukat hela.
5.         Tali temali
a.    Tali ris atas (head rope)
Tali yang berfungsi untuk menggantungkan dan menghubungkan kedua sayap jaring bagian atas.
b.   Tali ris bawah (ground rope)
Tali yang berfungsi untuk menghubungkan kedua sayap jaring bagian bawah melalui mulut jaring bagian bawah.
c.    Tali selambar (warp rope)
Tali yang berfungsi sebagai penghela dan menarik pukat hela keatas kapal.
d.   Tali cabang
Talia tau rantai bercabang yang letaknya antara papan rentang dengan tali selambar.
e.    Tali pelampung (float line)
Tali yang dipergunakan untuk menempatkan dan mengikatkan pelampung.
f.     Tali pemberat (sinker line)
Tali yang dipergunakan untuk menempatkan dan mengikatkan pemberat.
6.         Pemberat (sinker)
Benda yang mempunyai daya tenggelam. Pemasangan pada bagian tali pemberat yang berfungsi untuk menenggelamkan pukat
7.         Pelampung (float)
Benda yang mempunyai daya apung. Dipasang pada tali pelampung. Berfungsi sebagai pengapung pukat



2 komentar: